Selamat Datang di Pembelajaran Bahasa Inggris Selamat Datang di Pembelajaran Bahasa Inggris

Cari Materi Disini

Jumat, 17 Februari 2023

 



Judul               : Perlukah Pilihan Kata Dalam Tulisan?

Resume ke      : 18

Gelombang     : 28

Tanggal           : 17 Februari 2023

Tema               : Diksi & Seni Bahasa

Narasumber    : Maydearly

Moderator       : Widya Arema

Assalamualaikum Wr Wb

"Sadarlah, aku telah mencintaimu dengan terengah-engah. Mencibir oksigen dengan menjadikanmu satu-satunya udara yang boleh mengisi setiap rongga."

Diksi adalah pilihan kata di dalam tulisan yang digunakan untuk memberi makna sesuai dengan keinginan penulis

Diksi dan Puisi dua kata yang tidak bisa terpisahkan. Dengan diksi puisi semakin bernyawa. Dengan diksi pula membuat hati yang dingin menjadi menyala dalam suka cita. 

Anda ingin membuat pasangan Anda jatuh cinta setiap saat, atau ingin membuat Si Dia tersipu malu manja. 🤭Kita akan mengasah talenta kita dalam berdiksi.                    Yuuk... Kita berdiksi malam ini... Jangan sampai lupa....

Demikianlah kalimat-kalimat yang tertulis indah di bawah flayer materi untuk pertemuan ke 18 pada malam ini.

Omjay sang founder KBMN PGRI dengan setia memulai kelas dengan mantra-mantra saktinya, memberikan semangat dengan mengatakan bahwa menulis itu menyehatkan bahkan menyembuhkan mereka yang sedang sakit.

Kelas Menulis telah memasuki pertemuan ke 18 pada malam ini, akan ada 12 pertemuan lagi. Satu persatu akan terjatuh dan keluar dari group WA, masih tersisa 924 orang, ibarat lari marathon, banyak yang sudah kehabisan nafas sebelum mencapai finish. Jadi , sabar dan ikhlaslah, siapa yang sabar pasti akan pintar, siapa yang ikhlas pasti tuntas, tetaplah semangat hingga pintu kemenangan dibuka, kata Omjay.

Lalu Omjay memperkenalkan dua orang guru berprestasi dari Lebak Banten dan Malang Jawa Timur. Ibu Maydearly sebagai Narasumber, dan Ibu Widya sebagai moderator.

Ibu Widya Setianingsih say hello kepada kami dengan mengirimkan sebuah Puisi Akrostik.

SAHABAT
Oleh : Widya Setianingsih

S ayap kami saling menyangga
A rungi berdua gemerlap letihnya dunia
H adirkan setiap warna membungkam resah yang ada
A baikan setiap mata munafik yang bersorak dalam duka
B iarkan tangan kami saling tergenggam, menguatkan dalam balutan doa
A tau mentertawakan takdir yang dengan seenaknya mengatur hilir mudik nestapa
T ak usah dengarkan mereka, cukup bersamamu hatiku jauh dari gulana.

Selanjutnya kami juga mendapat suguhan puisi dari Ibu narasumber  yang indah dan menawan  dalam balutan diksi.

Senja Mengukir Cinta
Oleh: Maydearly

Deru angin dalam semilir
Mengukir ruang resah
Tentang senja paling gulita
Yang membawa rasa untuk dia.

Untuk rembulan dalam temaram
Ku titipkan singasana cinta
Berceloteh tentang rindu
Yang bersembunyi dalam diam.

Sunyi bertahta dalam gelap
Hampa riak suara, kelabu
Hanya menandu rindu
Dari cinta yang berselimut dingin.

Rasa cinta yang tetap terjaga
Bak bersanding dengan alam
Menjadi singgasana keabadian
Membumi dengan lubuk paling dalam.
 
Untuk dia, ku jaga rasa
Memeluk rindu seabad
Ku sampaikan dalam maya
Agar terukir cerita paling menawan.

Ibu Widya mengenal Ibu Maydearly sebagai narasumber dan beliau sebagai peserta.



Hal yang membuat Ibu Widya jatuh cinta padanya adalah keindahan diksi dalam tulisannya. Seolah beliau dibawa terbang menuju negeri fantasy. Menggugah rasa syahdu, rindu yang berwarna-warni. Ada manis yang enggan ku lepas, ada rintik yang enggan ku sudahi. Akhirnya hatiku memilih dia Sang Penjaga Hati. Hingga kini jalinan rasa itu terpintal dalam riang dan sendu. Memadu dalam satu kata SAHABAT, demikian kata Ibu Widya.

Untuk mengenal narasumber lebih jauh, Bu Widya mengirimkan profil beliau.


Kutipan rayuan Bu Maydearly pada Bu Widya:

Bagaimana saya tidak jatuh cinta padanya. Rayuannya selalu membuatku terbuai. 🤭
Aku menyerumu dalam maya, merupa wajah dalam doa dan bismillah. Dengan cinta engkau mengubahku. Karena cinta selalu bisa mengubah apa yang selama ini sulit dirubah.

Terimakasih selalu menjagaku dalam doa, dibandingkan dengan cintamu bahkan semesta pun nampak kerdil di pelupuku. 

I Love You to the Moon and Back

Maydearly

Untuk memulai kelas, lagi-lagi kami dapat kiriman kata-kata yang membuat kami semakin bergairah.

Jika hati sudah siap untuk bicara, tangan sudah lincah menari. Yuk kita mulai kelas malam ini. 

Sebelum kita mulai, tundukkan jiwa dalam khusyuknya doa. 
Siapkan diri bagai gelas kosong yang siap diisi. 

Bismillahirrohmaanirrohim..

Bu Maydearly mulai beraksi dengan diksi nya yang melambungkan jiwa ketika membalas rangkaian kata dari Bu Widya.

Sahabat adalah kata sederhana yang acap kali merapal makna dalam jiwa. Pada sahabat kerap kita terbangkan kepingan kisah yang tersusun rapi. Sahabat adalah ia yang paling mengerti hati kita dalam lara nan pekat, meski kerap kita tancapkan luka, sang sahabat akan membalas dengan seribu pelukan.

Terkadang dalam hidup ada robekan paling tidak sopan yang menenggelamkan kita dalam tangisan, namun seorang sahabat membawa kita tertatih berjalan dan mengambil sisa tawa untuk masa depan. Menguatkan lewat doa dan menggenggam dengan Bismillah.

Ya ampuun...mampukah saya menyusun kalimat dengan diksi seindah ini😢?.

Dibalas lagi oleh Bu Widya

Gerimis itu masih kamu, pelan-pelan membasahi dengan sejuk yang tak ingin kusudahi.

Tak ingin terlewatkan, semua kalimat Ibu Ratu Diksi ini akan saya abadikan semua di resume ke 18 ini.
Seperti kutipan-kutipan berikut:

Berharap, malam ini menjadi malam yang paling teduh yang kita dapatkan. Ditemani dengan secangkir kopi yang mempertemukan kita di satu meja virtual. Sebuah tempat dimana sang emoticon☺️☺️ menjadi persembahan sebagai tanda perkenalan dari Maydearly.

Malam ini terasa lebih istimewa entah para peserta yang sedang manis-manisnya atau aku yang sedang menggebu-gebu untuk bertemu para pejuang ilmu.

Maydearly sebuah nama tanpa titik koma, ia menyadur makna diantara serpihan kata yang melahirkan karya. Tak perlu di tanya alamat blog nya😅 hanya lewat sebuah karya dia pernah berbicara, merupa, menulis, bercerita, dan berdoa sebagai rupa sejarah untuk masa tua.

Malam ini  adalah rentetan senja yang patut kita raih dengan 'Bismillah'. 

Berharap ada candu setelah temu, sehingga kita bisa dipersatukan oleh pijakan bumi, dan saling bercabang di ujung mimpi.

Slide Bu Maydearly yang pertama adalah mengenai tema materi 


Slide kedua tentang pengertian Diksi

Diksi – akar katanya dari bahasa Latin: dictionem. Kemudian diserap ke dalam bahasa Inggris menjadi diction Kata kerja ini berarti: pilihan kata. Maksudnya, pilihan kata untuk menuliskan sesuatu secara ekspresif. Sehingga tulisan tersebut memiliki ruh dan karakter kuat, mampu menggetarkan atau mempermainkan pembacanya.

Slide ketiga adalah tentang manfaat diksi.


Dalam sejarah bahasa, Aristoteles – filsuf dan ilmuwan Yunani inilah yang memperkenalkan diksi sebagai sarana menulis indah dan berbobot. Gagasannya itu ia sebut diksi puitis yang ia tulis dalam Poetics– salah satu karyanya. Seseorang akan mampu menulis indah, khususnya puisi, harus memiliki kekayaan yang melimpah: diksi puitis. Gagasan Aristoteles dikembangkan fungsinya, bahwa diksi tidak hanya diperlukan bagi penyair menulis puisi, tapi juga bagi para sastrawan yang menulis prosa dengan berbagai genre-nya.

Slide keempat adalah tentang sastrawan yang hebat dalam menyajikan diksi.


William Shakespeare dikenal sebagai sastrawan yang sangat piawai dalam menyajikan diksi melalui naskah drama. Ia menjadi mahaguru bagi siapa saja yang berminat menuliskan romantisme dipadu tragedi. Diksi Shakespeare relevan untuk menulis karya yang bersifat realita maupun metafora. Gaya penyajiannya sangat komunikatif, tak lekang digilas zaman.

Mengapa Diksi begitu penting dalam kajian sebuah bahasa?

- Banyak keindahan atas sebuah kata yang tak tereja oleh bibir.
- Bak pijar bintang di angkasa yang menunjukkan dirinya dengan kilauan, mempesona dan tidak  
   membosankan.

Slide kelima tentang jurus jitu dalam mengembangkan diksi.


Keraguan seseorang dalam memulai tulisan :

- Apakah mungkin saya bisa menulis sebuah bahasa yang indah?
- Saya merasa takut tulisan saya terdengar garing ketika dibaca.

Padahal kata Bu Maydearly, menulis itu sederhana, menulis dari apa yang kita lihat, apa yang kita rasakan dan apa yang kita dengarkan dengan melibatkan 5 macam panca indra kita.

1. Sense of Touch adalah menulis dengan melibatkan indera peraba. indra peraba dapat digunakan untuk memperinci dengan apik tekstur permukaan benda, atau apapun. Penggunaan indra peraba ini sangat cocok untuk menggambarkan detail suatu permukaan, gesekan, tentang apa yg kita rasakan pada kulit. Aplikasi indra peraba ini juga sangat tepat digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang tidak terlihat, seperti angin misalnya. Atau, cocok juga diterapkan untuk sesuatu yang kita rasakan dengan menyentuhnya, atau tidak dengan menyentuhnya.
 Contoh:

Pada pori-pori angin yang dingin, aku pernah mengeja rindu yang datang tanpa permisi.

2. Sense of Smell adalah menulis dengan melibatkan indra penciuman hal ini akan membuat tulisan kita lebih beraroma. Tehnik ini akan lebih dahsyat jika dipadukan dengan indra penglihatan.
 
Contoh:
Di kepalaku wajahmu masih menjadi prasasti, dan aroma badanmu selalu ku gantungkan dilangit harapan

3. Sense of Taste adalah menulis dengan melibatkan indra perasa. Merasakan setiap energi yang ada di sekitar kita. Penggunaan indra perasa sangat ampuh untuk menggambarkan rasa suatu makanan, atau sesuatu yg tercecap di lidah.

Contoh:
Ku kecup rasa pekat secangkir kopi di tangan kananku, sembari ku genggam Hp tangan  kiriku. Telah terkubur dengan bijaksana, dirimu beserta centang biru, diriku bersama centang satu.

4. Sense of Sight adalah menulis dengan melibatkan indra penglihatan memiliki Prinsip “show, don’t tell". Selalu ingat, dalam menulis, cobalah menunjukkan kepada pembaca (dan tidak sekadar menceritakan semata). Buatlah pembaca seolah-olah bisa “melihat” apa yang tengah kita ceritakan. Buat mereka seolah bisa menonton dan membayangkannya.  Prinsip utama dan manjur dalam hal ini adalah DETAIL. Tulislah apa warnanya, bagaimana bentuknya, ukurannya, umurnya, kondisinya.

Contoh
Derit daun pintu mencekik udara ditengah keheningan, membuatku tersadar jika kamu hanya sebagai lamunan

5. Sense of hearing adalah menulis dengan melibatkan energi yang kita dengar. Begitu banyak suara di sekitar kita. Belajarlah untuk menangkapnya. Bagaimana? Dengarlah, lalu tuliskan. Mungkin, inilah sebab mengapa banyak penulis sukses yang kadang menanti hening untuk menulis. Bisa jadi mereka ingin menyimak suara-suara. Sebuah tulisan yang ditulis dengan indra pendengaran akan terasa lebih berbunyi, lebih bersuara. Selain itu, penulis juga bisa berkreasi dengan membuat hal-hal yang biasanya tak terdengar menjadi terdengar. 

Contoh
Derum kejahatan yang mendekat terasa begitu kencang. Udara hening, tetapi terasa berat oleh jerit keputusasaan yang dikumandangkan bebatuan, sebuah keputusan yang menghakimiku untuk tak lagi merinduimu

Menurut Bu Maydearly, Acap kali dalam menulis kita hanya melibatkan otak kita sebagai muara untuk berpikir tanpa kita dengar, tanpa kita rasa, tanpa kita raba, jika terkadang sesuatu di pelupuk mata bisa menjadi rongga untuk mencumbu tulisan kita.

Mengapa kita selalu melihat kursi yang kita duduki dengan pandangan yang begitu sederhana? Sesekali buatlah ia mempesona dan anggun.

Di atas kursi ini, aku pernah memeluk ratapan bagaimana menungguimu dengan sebuah doa takdim.

Setiap apapun yang kita lihat, sesekali kita rasakan, kita raba, bahkan kita ampu kan sebagai sebuah senyawa yang mampu bersuara.

Kamipun diberi tantangan oleh narasumber untuk menulis sesuatu yang terlihat di hadapan dengan melibatkan kelima panca indra, boleh juga menulis tentang malam.

Saya mulai bingung harus memulainya dari mana. Tapi ternyata teman-teman dari seluruh penjuru tanah air sudah berebut untuk mengirimkan diksinya ke WA group.

Dari Ibu Milma

Sahabat

Sahabat dalam suka, namun kadang merobek jiwa. Tetap saja sahabat yang menanti dekapan erat saat tinta dunia menggores tak terperikan. Sahabat relung hati terhampar luas saat aku membutuhkan pundaknya. Tetaplah bercahaya dalam kegelapan. Wajahmu terkadang siap menerkam, tapi sayangmu menghujam tajam. 

Belajar diksi akan kulumat sampai habis...
Happy weekend tak terlupakan. 🏂

Dari Pak SH

Tampak wajah-wajah lugu tanpa dosa di lorong asrama dengan lampu redup redam membawa kitab kuning di pergelangan tangan.

Dari Pak ali Husni

Malam ini memancarkan cahaya harapan. Sekian lama kelam tanpa aroma kasturi. Bau kemenyan dan dupa berangsur menghilang. Sirna terhapus oleh hadirmu

Dari Ibu Syafrina

Malam ini ku tercenung
Membaca kalimat demi kalimat yang mendayu menyejukkan hati. 
Seakan tak kuasa beranjak dari layar kasih penuh makna
Terimakasih sahabatku yang telah memberi ilmu di malam syahdu ini

Dari Ibu Rismalasari

Memanah Bintang
Karya Rismalasari

Nun jauh di angkasa
Kelipmu goda hasrat diri
Tuk meraih mimpi
Bergumul dalam awan pengharapan
Bertaruh waktu perjalanan

Nun jauh gemintang malam
Cahaya mu semu hadirkan ragu
Tuk capai harapan
Berbagai rancangan dibiaskan
Berbagi waktu terlenakan

Hadirmu laksana memanah bintang
Jika telah lewat masa
Harapan pun kan hilang
Berganti pagi menjelang

Dari Pak Toto

Gelas kopiku kini hanyalah sebentuk ruang hampa tanpa rasa semenjak kau tinggalkanaku sendiri dalam kefanaan.

Dari Bu Rustia

Ketika senja memeluk malam dengan dekapan yang tak ingin terlepas. Ada naluri ingin berbagi kasih yang tak mungkin tertunda lagi.

Dari Pak Suhaimi

rasa rindu untuk menatapmu, agar tak lepas dari pandangku,
setiap materi  yang tertuai dialayar aku tatap tampa mengedipkan mata.

Dari Bu Endang

Rembulan malam ini enggan bersinar
terlihat gelapnya kabut menutupi cahayanya
Tapi aku terpesona 
oleh senyum indahmu di malam ini 
yang terlihat olehku bagai bulan purnama

Dari Bu Ida

Ketika jiwa terasa sepi
Seakan terbayang dirimu dihadapnku
Ingin rasanya kupeluk kesah dirimu
Tapi apa daya diriku kepadamu
Hanya bisa kuratapi diriku membangknmu

Dari Ibu Rosyida

Aku dan Kamu
      (Rosjida Ambawani)

Ku lihat lagi senyum mataharimu
yang buatku terpaku beku
Ku rasakan hembus nafasmu
mengalirkan darah biru rinduku
Ku dengar lembut suara indahmu
menyadarkanku kau bukan siapa-siapaku ...

Dari Ibu Agustin

Pink mewakili hatimu, 
Yang merekah bak bunga yg terselip ditelinga kembang desa
Bukan karena cinta mu yang membara lalu padam oleh penatian jawaban. 
Tapi, pink lambang kebahagian yang engkau utarakan saat segala ucapan abis namun tak cukup mewakilkan... 
Pink warna indah mengumumkan berapa engkau menebar pesona keindahan. 
Pink adalah meydearly

Dari Aku sendiri (walaupun sebenarnya malu untuk memposting)

Jiwa ini meronta, mengapa jemari ini begitu kaku, untuk sekedar menekan tombol beberapa huruf , dari laptopku yang mentertawaiku, akan kebodohanku untuk merangkai bebarapa diksi dari Ibu Maydearly.

Terakhir, saya akan mengutip pertanyaan dari teman-teman dan jawaban dari The Queen Of Diction.

Assalammualaikum bu Widya.
Saya Endang Ratna Juwita dari Bogor

Ijin bertanya untuk Bu Maydearly.

Pertanyaan:
1.Bagaimana caranya kita untuk bisa membuat diksi yg indah dan bisa menyentuh kalbu?
2.Adakah kamus atau buku yang berisi diksi?
3.Bagaimana menyingkirkan keraguan kalau tulisan diksi kita ini pantas untuk di baca?
terima kasih bu🙏


Waalaikunsalam Bunda Endang, baik saya jawab dan mudah²an memuaskan ya☺️

1. Cara membuat Diksi yang indah telah saya kemukakan di sesi materi, yaitu mencoba menulis dengan melibatkan kelima panca indera.

2. Kamus untuk Diksi maybe belum ada Bunda. Tapi ketika kita sering membaca tulisan dengan aroma diksi, kita akan piawai berdiksi.

3. Tulis saja, abaikan semua keraguan, lihat, rasakan, lakukan, tulis seindah jemari mampu mengubah isi hati.

Saepul Hikmah asal Rengasdengklok Karawang
Pertanyaan Diksi dan Puisi tidak bisa dipisahkan, bagaikan sambel dan pedasnya.
Pertanyaan nya apakah Diksi dan Puisi ada pada tatanan akal pikiran?  Bukankah struktur manusia terdiri dari jasad, akal fikiran, fuad, luf dan ruh? Bagaimana cara agar bisa dengan mudah merenda kata sehingga siapapun yang membacanya menggetar dan terpincut hatinya menjadi gundah gulana trimakasih

Terimakasih Pak Saeful, izin saya sedikit jelaskan untuk pertanyaan yang begitu super.

Apakah Diksi dan ada pada tatanan pikiran?
Diksi tak melulu untuk puisi ya Bapak ibu.

Bagaimana Diksi itu bisa masuk dalam pelataran logika, karena logika adalah akal yang digerakan sebuah ruh. Tulisan adalah hasil karya dari sebuah jasad yang diperintah oleh otak, kemudian ia menapaki kalbu sebagai jejak untuk bersuara. 
Suara itu tak melulu tentang ucapan, pula sebuah tulisan dengan segala keindahannya.

Ibu Widya

Assalamualaikum wr.wb, izin bertanya Bu
Saya ingin sekali untuk mencoba menulis puisi tapi saya tidak memiliki kekayaan diksi
Apa ada tips yang ibu miliki yang kiranya dapat menambah diksi saya sebagai pemula dan apakh langkh awal untuk memulai sebuh puisi

Waalaikumsalam Bunda

Tips bagaimana cara mengembangkan Diksi adalah dengan memperbanyak muara baca. Semakin banyak bahasa yang kita sentuh, semakin kaya padanan kata/diksi yang bisa kita jumpai.

Jadi, siaplah dengan memulai dan membaca.

 Imro'atus Sholihah_ Jombang Jatim
Setelah sy mengikuti penjelasan Bu May dari awal tentang Diksi arahnya ke puisi ya.
Apa diksi hanya untuk puisi?
Apa ada syarat-syarat ketepatan diksi?
Materi seni bahasanya?

Terimakasih Bunda Sholihah.

Disini saya tekankan Diksi tak melulu untuk puisi 
Diksi dijabarkan sebagai kekayaan bahasa, memaknai kata sebagai bentuk keindahan. Layaknya secangkir Teh, ada hangat yang perlu diresapi karena bahasa adalah jembatan dimana kita bisa mengerti dan saling memahami.

Tulisan saya untuk Diksi kebanyakan adalah sebuah cerpen.

Dari Ibu Wahyuning

Jika menulis adalah my passion, maka membaca adalah my duty. So bagaimana mengolahnya agar 5 panca indera itu tergali? Krn terkadang merasakan saja tidak cukup. Terima kasih
Wahyuning, Jakarta


Bagaimana mengolah panca indera agar tergali? Panca indera itu melekat dalam jasad kita, kita tak perlu  perintahkan ia untuk memandu hati kita membuat sebuah tulisan yang indah. Tugas kita adalah menerima sinyal dari kelima panca indera tersebut yang kemudian kita bisa jabarkan dalam sebuah tulisan. Ketika kelima indera itu kita libatkan, maka tak ada tulisan yang biasa. 
Pepatah mengatakan menulislah dengan hati
Karena apa?
Karena hati mampu menerka indera kita dengan baik.

Assalamualaikum Bu Widya. Saya, Eka Yulia dari Kab. Seruyan. Kalteng.
Pertanyaan:
Apakah diksi selalu harus yang mengandung arti kiasan?

Waalaikumsalam bunda Yulia. 
Diksi tak melulu sebuah kiasan, karena ia adalah sebuah padanan kata. Dalam google kentara di sebut dengan sinonim bagaimana tulisan kita tergali dengan baik? Sesekali jangan menulis kata yang kerap orang jumpai. Carilah padanan atau sinonim dari kata yang kita tunjuk.


Rosjida Ambawani

1. Apakah puisi yang bagus itu yang sulit dipahami? Yang menjadikan kita mengernyitkan dahi dalam memahami?

2. Jika kita ingin mengungkapkan suatu rasa dan itu ternyata susah mencari diksi yang pas  manakah yang lebih penting : ungkapan rasa yang lebih tepat terungkap atau mencari dulu diksi yang serasi?

Makasih Mbak Widya dan Maydearly

Terimakasih Bunda Rosjida Ambawani

1. Puisi yang bagus itu bukan yang sulit difahami, tetapi memiliki pola arti dan tujuan. Setiap bait mengandung simpulan. Diksi hanyalah sebuah pemanis untuk mempercantik sebuah puisi.

2.Yang lebih penting adalah ungkapkan rasa yang lebih tepat. Karena rasa lahir dari hati ia tak pernah munafik, setelah rasa itu diutarakan, entah bahagia atau emosi ia akan lahir dalam diksi yang natural.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh..Ibu Widya
P : Bagaimanakah seharusnya sikap seorang penulis diksi ketika keadaan hati dan pikirannya sedang berkecamuk atau tidak baik-baik saja namun bisa tetap membuat tulisan/diksi yg bermakna n menyentuh hati??

(Alfanita_Tangerang)

Waalaikumsalam Bunda

Emosi adalah bahasa hati. Biarkan ia mengalir luruh agar sampai pada puncak nan elegan. 

Menulislah dengan hati yang jujur, karena tulisan yang dicampuri oleh hati, maka ia akan sampai pada hati pembaca.

Saya makin esmosi biasanya Diksinya makin banyak 😆😆😆
Makin baper, makin super. Makin Bucin tulisan makin micin (Nano-nano) karena saya selalu libatkan hati.

Semoga resume saya pada malam ini bisa mengispirasi diri saya  untuk bisa memilih diksi yang  membuat pembaca penasaran di setiap tulisan saya  dan juga bermanfaat bagi pembaca, agar tulisannya bisa  menjadi epik dan menarik. 

Terimakasih Ya Allah, masih memberi hambamu ini kekuatan untuk menulis yang hamba sendiri tak tau takdir tulisan ini akan kemana, tetapi saya berharap akan berlabuh di takdir yang indah.

Terimakasih juga untuk narasumber yang luar biasa , Ibu Maydearly yang sangat piawai dalam memainkan diksi dan tak kalah hebat Ibu Widya selaku moderator yang telah mengawal kelas kita dengan diksi-diksinya yang menghanyutkan.

Salam Litearasi.


13 komentar: